Sekitar beberapa tahun yang
lalu bang Deddy Corbuzier mengadakan seminar di sebuah sekolah ternama, dan
hasil seminar tersebut sangat amat mengguncang sekolah tersebut karna setelah
seminar banyak guru-guru dan kepala sekolah yang datang ke Deddy Corbuzier, dan
mengatakan bahwa yang Deddy katakan tak layak untuk para murid yang mendengarkan
pada saat itu, karna Deddy lebih pro kemurid dibandingkan sekolah tersebut.
Tetapi saya akan mengatakan lagi ke antum semua, agar antum bisa mengetahui apa
yang diseminarkan oleh bang Deddy Corbuzier pada saat itu di sekolah tersebut.
Baik silakan antum simak tulisan
ini
Kata “Saya” berarti Deddy
Corbuzier *)
Pertama saya akan mengatakan
bahwa sekolah itu penting, oke? Jadi bukan mengatakan bahwa anda tidak harus sekolah,
jangan anda lari kesana nantinya. Saya akan mengatakan bahwa walaupun sekolah
itu penting tapi banyak hal yang salah di dalam sekolah, terutama di Indonesia,
mengapa?
Begini saja, anda pasti tau bahwa
banyak sekali anak-anak yang jelek nilai sekolahnya atau tidak baik di sekolah
tapi besarnya bisa sukses, sedangkan anak anak yang sukses di sekolah, saya
tidak mengatakan bahwa mereka tidak bisa sukses, tapi banyak yang akhirnya
kerja menjadi pegawai biasa, kenapa hal itu bisa terjadi? Karna masa depan
tidak ditentukan oleh sekolah, kalau anda lihat bahwa, apa sih yang ingin
dibentuk oleh sekolah?
Menurut saya hanya satu, sekolah ingin membentuk anak-anaknya
untuk menjadi guru, yaaah. Jadi guru matematika, ingin membuat anak-anaknya
menjadi guru matematika, guru sejarah ingin membuat anak-anaknya belajar menjadi guru sejarah, begitu juga dengan
guru-guru lainnya.
Anehnya, kalau kita ambil seorang
guru, misalkan guru matematika, lalu kita memberikan dia tes tentang Geografi,
saya berani yakin, bahwa guru matematika tersebut tidak bisa menguasai geografi.
Atau guru Kimia, kita tes seni rupa, saya yakin Guru kimia tersebut tidak bisa
melakukan tes seni rupa atau nilainya jelek. Atau guru seni rupa kita tes
olahraga, pasti dia juga tidak bisa olahraga dengan nilai baik.
Lalu mengapa kalau guru-guru
tersebut tidak bisa melakukan hal yang lain dengan baik, tapi murid-muridnya
dipaksakan untuk mendapatkan semua nilainya baik? Anehkan? Kalau gurunya saja
hanya menguasai satu mata pelajaran, mengapa semua murid harus menguasai semua
mata pelajaran? Yaaa mungkin untuk dasar katanya, tapi toh ternyata setelah
dewasa sang gurupun sadar bahwa dia tidak menggunakan atau memerlukan semua
ilmu pelajaran yang diberikan pada saat dia kecil. Ya, tidak?
Karna pada
dasarnya tidak ada manusia yang bisa sempurna dalam segala hal, begitu juga
dengan murid-murid. Murid-murid tidak akan bisa menguasai segala hal dengan
baik, dan banyak sekali pelajaran-pelajaran yang diberikan tidak akan digunakan
ketika anda dewasa contohnya begini, mempelajari peta buta, saya sampai
sekarang tidak tahu mengapa saya harus mempelajari peta buta ketika saya kecil,
saya tidak menjadi ahli Geografi, saya tidak menjadi tour guide, saya tidak
menjadi itu. Lalu buat apa saya dulu belajar itu? Kalau saya ingin menjadi tour guide atau saya ingin menjadi
seorang ahli geografi, mungkin saya harus mempelajari hal tersebut. Atau
menghafalkan nama-nama Gubernur, menghafalkan nama-nama Walikota, sedangkan
Walikota atau Gubernur berganti setiap beberapa tahun sekali. Jadi sangat amat
tidak masuk akal, menurut saya, saya tidak tahu pelajaran sekarang masih atau
tidak menghafal nama-nama tersebut.
Dulu pada saat saya sekolah, guru
akuntan saya mengatakan pada saya, karena nilai akuntan saya jelek. Kalau nilai
akuntan kamu jelek Ded, kamu tidak akan jadi orang sukses, oh ya? Ternyata saya
bisa sukses, dan saya bisa membayar seorang akuntan untuk bekerja pada saya.
Itu adalah fakta.
Sekarang begini sajalah, apa sih
yang harus dirubah? Sekolahnya? Mungkin sistemnya. Mengapa tidak sejak kecil
ketika anak masuk sekolah SD kita lihat dulu, berapa lama, apa yang dia suka,
lalu kita bagi kelasnya. Kalau memang anak ini suka matematika, berikan dia
pelajaran matematika lebih banyak, Kalau anak ini suka sejarah, berikan dia
pelajaran sejarah lebih banyak, jadi seperti orang kuliah tapi sejak kecil. Jadi
sejak kecil anak ini sudah di juruskan ke pelajaran yang dia suka. Bukan
dijejalkan semua pelajaran yang dia suka atau tidak suka, harus bisa harus
hafal. Ada anak-anak dengan rangking satu yang bisa menghafalkan semuanya tapi
begitu dia menjadi dewasa pikirannya telah terkotaki, kreatifitasnya telah
buntu, otak kanannya tidak akan jalan. Kenapa? Karna yang di pakai hanya otak
kiri, menghafal menghafal dan menghafal. Jadi akhirnya bukan pintar bukan
cerdik tapi jago menghafal. Menghafal rumus matematika, menghafal sejarah,
menghafal peta buta dan sebagainya. Dan biasanya anak-anak seperti itu pelajaran
olahraganya dan pelajaran senirupanya pasti jelek, karena otak kananya tidak
akan dipakai.
Anak saya sekolah di sekolah
internasional, dan sejak kecil sejak sd anak saya sudah diarahkan kepelajaran
mana yang lebih suka dan kelasnya lebih banyak. Jadi kelasnya banyak dan anak
ini yang datang ke kelas bukan guru yang datang ke kelas untuk mengajar
anaknya. Lalu bagaimana mengubah itu semua? Memang susah karna sekolah pasti
tidak akan ingin merubah, butuh tahunan untuk mengubah itu. Saya harap suatu saat
bisa.
Tapi sebelum itu bisa, apabila yang membaca tulisan ini adalah orang tua,
dengarkan saya baik-baik, apabila yang membaca tulisan ini adalah anak-anak,
minta orang tua anda membaca tulisan ini, sebentar saja.
Kalau seandainya
orangtua mendukung apa anaknya suka dalam mata pelajaran mungkin dia akan
menjadi orang yang akan berhasil kedepannya, bagaimana caranya? Begini,
pelajaran matematika merah, pelajaran senirupa bagus, kenapa yang harus diles-in
dirumah pelajaran matematika? Kenapa memanggil guru matematika untuk memberi
les tambahan matematika? Tidak perlukan? kenapa tidak diles-in sesuatu yang
memang anak itu suka? Kalau saya, nilai matematikanya jelek senirupanya bagus,
saya akan les-in dia senirupa, supaya bakatnya dikembangkan sejak kecil, bukan
memaksakan hal yang memang dia tidak suka. Kalau senirupanya jelek sejarahnya
bagus, biarkan senirupanya jelek, pelajaran sejarahnya dibantu orangtuanya
dirumah, dikembangkan. Memang ada pelajaran-pelajaran yang kalau jelek atau
merah anda tidak naik kelas, nah kalau pelajaran seperti itu, dibantu agar
supaya dapat nilai dengan nilai secukupnya! tidak perlu sembilan, tidak perlu
sepuluh
Ingat! nilai pelajaran anda tidak
menentukan masa depan anda! Nilai UAS tidak menentukan masa depan anda! Anda
rangking satu dikelas, bukan berarti anda berhasil seorang menjadi manusia
kelak ketika anda dewasa. Sama sekali tidak berhubungan, “menurut saya”. Kuncinya adalah orangtua disini, orangtua
harus mendukung apa yang anak suka, kalau ada pelajaran yang jelek ada pelajaran
yang baik, dukung pelajaran yang baik. Jangan memaksakan anaknya untuk
mempelajari pelajaran yang jelek sampai dia bagus sampai dia nilainya 9 atau
10. Tidak penting. Tidak perlu takut untuk mendapatkan nilai jelek, tidak perlu
takut untuk tidak naik kelas, tidak naik kelas bukan berarti masa depan anda
hancur, ada loh anak yang bunuh diri hanya karna dia tidak naik kelas. Itu yang
hancur masa depanya. Saya pernah tidak naik kelas, masalah? Tidak sama sekali.
Orangtua saya marah pada saya? Tidak sama sekali pada saat itu, kebetulan
orangtua saya mungkin berpikiran luarbiasa dan modern dan tidak semua orangtua
bisa seperti itu. Tapi itu yang saya harapkan dari orangtua sekarang yang ada
di Indonesia, memberikan dukungan pada anak-anaknya, tidak memarahi ketika dia
pelajaranya jelek, tidak menghakimi ketika tidak semua pelajaran anak itu
menjadi semua baik, kita harus mengerti dan mendukung apa yang anak itu suka
Ingat sekali lagi bahwa masa depan anak tidak tergantung dari pintar tidaknya
dia di sekolah, masa depan anak tidak tergantung dari dia naik kelas atau tidak
naik kelas, masa depan anda juga tidak tergantung dari nilai raport anda. Masa
depan anda sebenarnya tergantung dari cara
anda bersosialisasi dan menambah pengetahuan setiap harinya yang bisa didapat
darimana-mana. Dari internet, dari buku, dari majalah, dari cerita, dari
pengalaman orang yang anda suka. Saya punya teman yang kecilnya pelajarannya
jelek karna dia suka main game dan sekarang dia sekarang memiliki toko game
terbesar di Indonesia, kaya raya. Masa depan anda tidak tergantung dengan nilai
sekolah anda, masa depan anda ada ditangan anda. Jangan takut untuk mendapatkan
merah di sekolah karna kadang merah artinya sukses untuk masa depan.