Pages

Sabtu, 31 Mei 2014

kisah putri Lia di Gunung Merbabu.



Yah begitu njengkelin indah dan begitu nggemesin senang anda mengunjungi blog ini, sebelumnya beri selamat dulu buat diri anda Tuan dan Nona... hehe *selamat (julurin tangan)

Kali ini saya akan mengilustrasikan menceritakan atau bisa di sebut deskripsi. Mungkin sebelumnya saya telah menulis beberapa antologi yang isi atau gagasannya adalah untuk memberi pesan moral bagi sidang pembaca sekalian. Yaaap kala itu kalau tak salah judulnya “Kita dan Orangtua” yang isinya balasan kita terhadap orangtua dari tahun ke tahun.

akan tetapi kali ini cerita akan saya buat beda tuan/nona ;) ada kayak romantis gitulah, tapi enggak juga sih...


sebelumnya supaya berkah mari baca basmallah terlebih dahulu biar saat membaca pacar eh setan tak ada yang ganggu dan lancar pastinya. Untuk yang non-islam saya silakan juga membaca doa menurut kepercayaan masing-masing ...

Setelah baca bismillah di lanjut saja al fatihah 100 kali kemudian al ikhlas 100 kali...teruss  enggak nding...heheh
tapi kalau iya juga nggakpapa, sekalian selain membaca blog kita bisa menambah pahala.


Jadi gini, gaes......
kala itu saya berjumpa seorang gadis sebut saja Lia namanya, eh iya gakpapa *cerita meen .... ia adalah temen temen temen saya. Gimana paham kan? Saat itu kami berjumpa bertatap muka *cieee haha. Bertemu di tempat paling indah sejuk aman, yaak masjid Nurul Huda, (Nurul temen saya Huda juga temen saya) gak jadi ganti masjid al kautsar aja. Singkat cerita saya kenalan sama dia *ehemmb ..... saya mengobrol, berbincang, bercanda, berkelahi eh enggak !! saat itu emmb. Blaa blaa bla....oke oke oke saya ngalah saya akan jujur saya itu hanya anak kecil, anak kecil yang terperangkap di dalam tubuh orang dewasa, makanya begini,,saya selalu gagap, takut, cemas saat saya berhadapan lawan jenis. Apalagi ngobrol melihat aja takut, *melihat dari deket.

karna ini cerita saya akan lanjutkan ceritanya...
singkat cerita saya mengajak dia untuk mendaki yaah semacam naik gunung gitulah untuk ngisi waktu luang, ....
karna dia belum pernah naik gunung dia ngomong “enggak ah saya takut, nanti saya kenapa-napa” dengan muka mrengut nan menggemaskan. Cuit cuuuitt. Piwiiit wkwkw

enggak mbak, saya itu laki-laki tanggungjawab kok, selain itu saya menjamin keselamatanmu” jawab saya dengan PD dan meyakinkannya.

karena muka saya polos dan kalem, *muka penuh kepercayaan*... akhirnya dia mau.

baik, kapan mas?” dia menjawab dengan sedikit ragu-ragu. “besok sabtu” jawabku dengan cepat dan spontan. Mungkin kalau di km/jam kecepatanmenjawab tadi mencapai 1000km/jam. Atau kalau di misalkan kedipan mata seorang laki-laki yang sedang menggoda cewek lewat, nah itu mungkin jauh lebih cepat.


nah kala itu embun pagi masih belum kering, mengumpul pada ujung ujung daun. Saya sempatkan salat subuh dulu. (dibaik-baikin aja yaa hehe)

lanjut Saya bergegas untuk menjemput perempuan itu, Lia kan tadi namanya ?. Oke saya tiba dirumah siapa tadi ? Lia kan? Iya sampai disana pukul 5 pagi, dan langsung di sediakan seember secangkir kopi hangat sehangat cahya mentari pukul setengah tujuh pagi. Hingga tetes terakhir saya menghabiskan kopi buatan ibunya, enggak ah buatan mbak Lia aja. J eheemb.

mari dinda kita berangkat” saya mengajaknya. “heleeh” keluh mbak Lia manja.

Lanjut cerita kami berangkat ke gunung Merbabu, dan sampai di basecamp pukul  7 pagi. Saya menitipkan motor di basecamp itu, dan pendakian dimulai. Sebelumnya berdoa dulu kok saya. Biar selamat..

lanjut cerita,,,
 saya memegang tangannya supaya enggak ketiup angin eh diambil orang eh ya gak mungkin, lalu perlahan saya jalan dan mendaki. Five six seven eight,,,tuk wa ga pat ma...dan selanjutnya saya melangkah demi langkah perlahan bak bagaikan pengantin,,, dalam tengah perjalanan mbak Lia meminta beristirahat, nampaknya dia kelelahan. Saya ulungkan sebotol air mineral untuk dia. Setelah selesai kami lanjutkan perjalanan... kali ini saya tidak menggandengnya.. saya beri dia keluasan kebebasan, agar mandiri...


“aduuuh...aduuh kakiku” jeritannya memecahkan keheningan dalam perjalanan. tak beberapa detik pun ada suara yang persis sama “aduuuh...aduuh kakiku”. mbak Lia nampak bingung karena disana cuma ada dia dan saya. “hey,,,siapa kau?” mbak Lia mencoba menanggapi suara tadi. Lagi suara itu muncul setelah beberapa detik. “hey,,,siapa kau?” paras mbak Lia memucat dan ketakutan. Saya lalu mencoba mendekatinya, kemudian menyeka  air yang nampak menetes di pipinya. Mungkin karena dia kesakitan, kakinya tersandung akar saat mendaki tadi.

“heey kok nangis?”. Dengan lirih Saya menanyainya.
sakit mas,..apa yang terjadi ? siapa tadi itu yang menirukan suara saya?”. Jawab mbak Lia lirih juga.

dengan penuh kearifan saya hanya bisa tersenyum,,,
kok ketawa?”. Mbak Lia menanyai saya agak jengkel (dengan nada yang rendah).

“baik perempuan... saya akan jelaskan...”. saya mencoba menengkan hatinya.
“nonaa...saya kagum padamu” saya berbicara dengan agak keras. Dari kejauhan menjawab persis “nonaa...saya kagum padamu”. Sekali lagi saya berteriak “kamu sungguh luar biasa” suara itu menjawab “kamu sungguh luar biasa”..

mbak Lia keheranan, dan berusaha memeluk saya seakan takut. Meski demikian dia tetap belum mengerti.

lalu saya menjelaskan “suara itu adalah gema....namun sesungguhnya itulah kehidupan, kehidupan memberi umpan balik atas semua ucapan dan tindakanmu...dengan kata lain kehidupan kita adalah pantulan atau bayangan atas tindakan kita. Bila kamu ingin lebih banyak mendapatkan cinta di dunia ini, mendapatkan cinta di hatimu,,,bila kamu menginginkan tim kerjamu memiliki kemampuan tinggi ya tingkatkan kemampuan itu. Hidup akan memberikan kembali atas sesuatu yang engkau berikan kepadanya...ingat!! hidup bukan sebuah kebetulan, tetapi sebuah bayangan dirimu nona.” Saya mencoba memberikan dia sesuatu...

“peganglah,,,pengang tanganku” saya mencoba memberinya bantuan. Kami pun berlanjut mendaki, sepanjang perjalanan dia hanya senyum-senyum manis. Dan akhirnya sampai puncak,,,

dan singkat cerita kami turun dari puncak, hingga pada akhirnya kita benar-benar tersadar bahwa kita saling jatuh cinta dan kita pernah mencintai begitu dalam, meski tahu hanya berbalas pengabaian. hingga akhirnya sama-sama belajar untuk mencintai, mungkin kebersamaan kita adalah kebahagiaan yang tuhan tangguhkan atas doa-doa kebaikan yang dulunya aku dan kau panjatkan. Dan bla bla bla ...........




KETERANGAN:
*ssst*  ...... CERITA DI ATAS MERUPAKAN FIKTIF BELAKA, TIDAK ADA CERITA MURNI ATAU NYATA, CERITA YG KAMI ARANG ARANG TAK KARUAN UNTUK MENGISI WAKTU LUANG...SEDIKIT FAEDAH YG BISA DIAMBIL, BAHKAN NDAK ADA JUGA SIH... UDAH DULU YAAA *daaaaaa daaaaaaaaaaaaaaa :*






Makna yang di ambil apa gaess?

seorang laki-laki itu sepatutnya menjaga perempuan, baik hati maupun perasaan
mencoba melindungi wanita dari bahaya.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita. Oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (QS. An Nisaa’ : 34)








Gambar saya ketika lulus SMK muncak merbabu tanpa ditemani seorang perempuan.


assalamu’alaikum.



0 komentar:

Posting Komentar