Terimakasih saya
ucapkan kepada saudara/i yang telah mampir ke blog saya. Mungkin ini kali
pertama anda membaca blog saya atau bahkan ada diantara anda pernah membaca
blog saya sebelumnya.
Baik...terimakasih lagi
saya ucapkan kepada tuan dan nona dengan minat anda membaca pada kalimat
berikutnya.
Oke ini adalah cerita saya yang tak pernah saya lupakan...
Sebelumnya mungkin
tuan/nona sudah mengenal saya, atau mungkin ada yang belum mengenal saya,
perkenankan saya untuk memperkenalkan diri saya.. saya ialah Siswa SMKN 2
Yogyakarta kelas 12, yang saat ini baru menunggu kelulusan sekolah pada tanggal
20 Mei 2014. Saya mengambil jurusan Teknik Survey dan Pemetaan. Anda boleh
memanggil saya Mas Didiek.
Mungkin itu sudah cukup
untuk perkenalan saya,,
Baik saya akan memulai
cerita ini...
Burung masih enggan
membuka kelopak matanya, embun di tepian masih lancar menjatuhkan tedahan
airnya. Petang temaram memintal sunyi pelan-pelan. Saat itu juga mentari masih dalam
persembunyiannya.
Yaaah, saat itu masih
pukul empat pagi... hari itu seperti tak seperti biasa dari yang biasanya.
Yaitu saya sangat jarang untuk mengecek ponsel saya ketika saya bangun tidur,
hampir tidak pernah sama sekali.
Mata masih sulit dibuka
lebar-lebar, saya paksakan untuk melihat ponsel saya. Ternyata ada sebuah email
masuk. Akupun langsung membukanya tanpa pikir panjang, toh mungkin dari teman
saya...
Ternyata setelah saya
membuka email itu, pengirim email itu ialah Bapak Suhardi ST, seorang guru dari sekolah saya. Sayapun lebih
serius untuk membaca email itu, karena ini sangat jarang bahkan belum pernah
saya menerima email dari seorang guru, apalagi guru produktif yang ada di
sekolah saya. Dan ini saya lihatkan isi dari email itu...
Assalamualaikum
wr. Wb
Untuk
muridku,
Bagaimana kabarnya mas Didiek
Hermansyah, semoga baik-baik saja. Begini mas, bapak ingin langsung menuju ke
benang merah saja, semoga mas Didiek bisa langsung mengerti apa yang saya
maksud dari tulisan ini, sebelumnya lagi semoga ananda memiliki waktu luang
untuk 4/5 hari kedepan, mulai hari ini juga. Mungkin ananda masih bingung juga
saya meminta waktu buat mas Didik. Kalu begitu alangkah lebih baik bapak akan
mengirim data ini untuk kamu cari (0430922,296
; 9140756,838 ).
Ingat mas Waktu sangat mepet.
Lebih cepat akan lebih baik.
Atas
perhatian ananda saya ucapkan banyak terimakasih.
Wassalamualaikum
wr. Wb.
Dan kalian juga pasti
merasakan, apa yang anda lakukan dan rasakan setelah membaca email itu, yaaak Mata
saya masih enggan untuk memulihkan ke seperti semula, bahkan malah lebih
melebar setelah membaca tulisan itu, dan bahkan jantung seakan menunjukkan
kinerjanya yang sesungguhnya, tapi dengan yang sangat luar biasa yaak sangat
luar biasa. saya pun langsung ambil air wudhu dan sholat subuh waktu itu... dan
kemudian saya membalas email itu yang isinya saya sanggup datang hari itu juga.
Setelah selesai saya
bergegas untuk merapikan lagi sarang tidurku, dan langsung bergegas mandi
kemudian pergi mencari letak guru saya berada.
Data yang di maksud
dari tulisan di email itu merupakan koordinat dari suatu tempat, mungkin itu
suatu tugas merupakan rahasia, mana mungkin suatu tempat di sebutkan namanya. Saya
pun kemudian mengaktifkan aplikasi GPS yang ada di ponsel saya.
Setelah saya
masukkan data itu, ternyata letaknya tidak begitu jauh hanya sekitar 32 km. Dan
saya hanya menggunakan motor untuk pergi ke tempat itu. Waktu itu saya berangkat
pukul 8:00 setelah 2,5 jam mencari saya tiba di salah satu tempat asrama. Kemudian
saya menentukan letak sesungguhnya dengan arah kompas, dan letaknya ternyata
hanya di depan saya... sebuah bangunan dengan gaya modern dan begitu mewah. Saya
beranikan untuk mendekat dan memastikan kalau letak koordinat iru benar di
rumah itu. Setelah memastikan ternyata benar disitulah letak yang di maksud
guru saya tadi.
Kumasukkan motor
melalui gerbang kecil bewarna hijau. Dengan keadaan sendiri dan gugup saya
beranikan untuk mendekat pintu yang terlihat besar dan kokoh itu. Belum sempat
saya mengetuk pintu, ternyata si empu rumah sudah mengetahui kalau saya akan
bertamu. Tinggi sekitar 180 cm, kulit coklat kehitaman, berpakaian ketat, dan
memakai celana panjang bercorak hitam kuning hijau, nampaknya seorang anggota
TNI, itulah yang membukakan pintu untuk saya.
“apa anda Didiek Hermansyah?” dengan suara besar dia menanyai saya.
Saya hanya bisa mengangguk. Lalu Dia menyuruh saya masuk kerumah itu, dan
dibawalah saya ke dalam ruangan tengah dari rumah itu.
Ternyata di situ sudah
ada bapak Suhardi ST (guru saya) dan tiga orang disampingnya dengan baju
bercorak pula dengan embel embel pangkat bintang dua buah. Kalau dalam per-TNI
an disebut Perwira Tinggi Laksamana Muda. Karena pangkat sudah bintang bukan
lagi garis maupun bintara.
“Duduk mas, jangan
takut” bapak suhardi menyuruh saya.
Didepan saya terdapat
sebuah laptop, buku, peta, dan mesin kotak entah alat apa itu.
Setelah saya
cukup tenang saya beranikan untuk bicara... “untuk apa bapak memanggil saya? Apa
yang bisa saya bantu pak, kok tumben ditempat ini, tidak disekolah saja” suara saya yang seakan menghilang.
“Baik
dik, begini langsung saja bapak mau bicara sesuatu ke kamu mengenai sebuah
tugas, yang mungkin tugas ini bukan dari tugas sekolah, ini tugas merupakan
dari intelijen khusus dari negara” kata pak Hardi
mendengar perkataan itu saya
langsung kaget, bagaimana tidak saya yang saat itu masih kelas 11 memiliki
tugas dari negara, bahkan itu menurut saya hanya keisengan dari guru saya.
“saya
tau anda masih kelas 11, tetapi saya tau kalau anda memiliki bakat dalam bidang
internet dan ilmu tentang Oseanografi (perairan laut)” bapak Suhardi
melanjutkan permbicaraan ini.
“baik Pak, apa yang bisa saya lakukan dengan
tugas ini? Dan tentang apa tugas ini?” saya menjawabnya.
“tugas
ini sangat sulit mas, bahkan harus melibatkan tim khusus dari TNI Angkatan
Laut,karena sulitnya mengatasi masalah ini. maka dari itu, tugas ini sangat
penting dan rahasia..karena ini menyangkut dengan anak dari Bapak Sri Sultan” seakan
jantung mau copot, ternyata tugas sangat serius.
“ saya harus bagaimana dengan
anak dari bapak Sri Sultan? Saya menjawabnya.
“ sudah 5 hari ini anak bapak Sri
Sultan disandera di perairan samudra pasifik, samudra terbesar di dunia, dengan
luas kira-kira 165.200.000 km2 dan merupakan 46% jumlah dari lapisan air di
dunia. Dan penyandraan di duga menggunakan kapal anti radar, maka sulit kami cari
menggunakan alat tercanggih sekalipun.” Bapak Suhardi menjelaskan
dengan sangat jelas kepada saya.
Saya semakin menjadi-jadi, bagaimana saya bisa
menemukannya kalau pihak tim khusus saja sulit mencarinya.
Sayapun teringat dalam
salah satu film dalam bioskop di TV, kalau pencarian ini bisa dilakukan dengan
sistem pencarian melalui Pemancar sinyal (transmitter) karena transmitter memiliki
bandwidth dengan kapasitas yang besar.
Selain itu bisa
menggunakan Penerima sinyal (receiver) penerima sinyal (receiver)
berfungsi sebagai penerima kembali pantulan gelombang elektromagnetik dari
sinyal objek yang tertangkap oleh radar melalui reflektor antena.
Pada umumnya,
receiver memiliki kemampuan untuk menyaring sinyal yang diterimanya agar sesuai
dengan pendeteksian yang diinginkan. Hal ini karena para sandera sering
menggunakan alat komunikasi untuk melakukan dalam berbagai misinya, oleh
karenanya sinyal sangat mudah dideteksi kalau bocor atau si penyandera ceroboh.
Setelah saya di
jelaskan mengenai itu, saya pun dipersiapan hanya dalam waktu 12 jam untuk
menyiapkan kebutuhan yang di gunakan dalam proses pencarian dan penangkapan
sandera itu. Mengingat waktu yang dibutuhkan hanya 5 hari, dan selebihnya si
penyandera mengancam akan melakukan sesuatu yg membahayakan. Saya pun langsung
di ijinkan pulang segera, dan mempersiapkannya sendiri.
Saya membutuhkan, Waveguide, berfungsi sebagai penghubung
antara antena dan transmitter. Duplexer, berfungsi sebagai tempat
pertukaran atau peralihan antara antena dan penerima atau pemancar sinyal
ketika antena digunakan dalam kedua situati tersebut. Software,
merupakan suatu bagian elektronik yang berfungsi mengontrol kerja seluruh
perangkat dan antena ketika melakukan tugasnya masing-masing. Dan lainya...
Setelah dirasa cukup keesokan harinya saya di jemput
seorang yang kemarin menemui saya di rumah tempat kami bertemu, dengan
menggunakan Pajero putih saya menuju pangkalan udara yang ada di Jogja,
ternyata
saya sudah di tunggu dipesawat khusus dari TNI, oleh bapak Suhardi, dan 15
orang laki-laki bertubuh kekar dengan berkalung senjata super lengkap, tak lupa
10 boks warna hitam di dekatnya, sedangkan saya hanya membawa ransel hitam dan
keberanian semata.
25 menit kemudian kami lepas landas, meninggalkan Jogja
untuk melakukan tugas ini.
Menunduk lesu di seberang tempat duduk dari saya
terlihat raut muka bapak Suhardi, sedangkan muka penuh cemas untuk 15 laki-laki
yang ada disamping saya. Karena suasana begitu hening, saya memulai bicara,
agar suasana tak tegang. “apa isi dari kotak hitam itu pak hardi?”
tanyaku kepada pak suhardi, guruku.
“senjata dan dinamit mas” salah satu
dari 15 pria itu mencela dan menjawab pertanyaan saya tadi. Saya tercengang.
Didalam
pesawat kemudian saya dan salah seorang pria TNI tadi merakit barang yg saya
siapkan tadi, beserta buku tutorial yang saya dapat dari internet, saya
merangkainya setelah 30 menit saya berhasil merampungkannya, dan berhasil mendapat
sinyal mencurigakan, karena ip-nya hilang ada hilang ada.
Saya gunakan software
lain untuk memperjelas letak datangya sinyal itu, ternyata tidak jauh lagi
hanya 12 mil dari pesawat kami.
Singkat cerita keberadaan kami tidak diketahui
oleh para penyandera itu karena tim TNI sangat lihai dalam penyusupan sebuah
kapal sangat besar yang ada ditengah laut. Dan TNI berhasil menyusup ke kapal
itu, sempat terdengar 3 sampai 4 kali tembakan dari tempat kami sembunyi di
sudut kapal.
Saya diajak
masuk oleh salah satu anggota khusus TNI itu, sedangkan pak Hardi dan 2 anggota
lainnya berjaga di pesawat. Terjadi aksi saling tembak saat saya ingin
menyelinap ke jantung kapal. Akhirnya saya berhasil masuk melalui cerobong,
saya sempat mendapati sandera (putri bpk Sri Sultan) dalam penjagaan super ketat
saya sama sekali tidak berani melakukan perlawanan walaupun saya memegang
senjata tercanggih sekalipun, dentuman sangat keras bom satu pun terdengar, saat itu juga
salah satu bangkai TNI pun saya melihatnya. Saya semakin khawatir apakah tugas
ini akan berhasil,...
Kekhawatiran saya semakin tak terduga, anggota TNI
hanya menyisakan 8 orang berarti sudah 7 nyawa sudah hilang.
Tanpa pikir
panjang saya mengaktifkan bom terbesar yang sempat saya bawa, saya bergerak
maju dan penyandera mengetahuinya, mereka tau sanya membawa bom yang bisa
meledakkan seluruh isi dari kapal itu, dia dan saya pun cemas, suasana semakin
tegang ketika waktu mundur dari bom itu hanya 20 detik, saya mengancam apabila
sandera tidak diberikan bom tidak
akan saya matikan !!!,,,20, 19, 18.... waktu semakin mepet
mereka belum mau menjawabnya.. hingga waktu tinggal 15 detik.....saya berlari kencang menuju putri dari bapak Sri
Sultan, saya memeluknya, dan saya sempat mendapat tembakan yang mengenai lengan
saya,, para TNI melakukan perlawanan...dan saya lihat bom yang saya kalungkan
dibadan saya tinggal 10 detik...
LARI !!!!
TNI MENYURUHKU...
LARIII LARII DAN LARIII SEKUAT TENAGA SAYA
BERLARI,,,TEMBAKAN DAN TEMBAKAN MENGARAH KESAYA DAN PUTRI.
Teriakan ku dan TNI
memberi semangat...saya menuju keluar dengan sisa waktu 3 detik...dan WAKTU ITU
JUGA SAYA MELOMPAT KE LAUT... DANNNN.........
Leeee kowe ki sekolah ora?... gek tangi iki wes awan !!!! *versi jawa
Leeeee kamu
ki mau sekolah tidak?... cepat bangun sudah siang.!!!! *versi Indonesia
Ibuk membentak saya, dan saya langsung pergi mandi....
0 komentar:
Posting Komentar