Pages

Rabu, 06 Agustus 2014

nilai sekolah tak ngaruh dengan Masa Depan.

Sekitar beberapa tahun yang lalu bang Deddy Corbuzier mengadakan seminar di sebuah sekolah ternama, dan hasil seminar tersebut sangat amat mengguncang sekolah tersebut karna setelah seminar banyak guru-guru dan kepala sekolah yang datang ke Deddy Corbuzier, dan mengatakan bahwa yang Deddy katakan tak layak untuk para murid yang mendengarkan pada saat itu, karna Deddy lebih pro kemurid dibandingkan sekolah tersebut. Tetapi saya akan mengatakan lagi ke antum semua, agar antum bisa mengetahui apa yang diseminarkan oleh bang Deddy Corbuzier pada saat itu di sekolah tersebut.

Baik silakan antum simak tulisan ini


Kata “Saya” berarti Deddy Corbuzier *)


Pertama saya akan mengatakan bahwa sekolah itu penting, oke? Jadi bukan mengatakan bahwa anda tidak harus sekolah, jangan anda lari kesana nantinya. Saya akan mengatakan bahwa walaupun sekolah itu penting tapi banyak hal yang salah di dalam sekolah, terutama di Indonesia, mengapa?


Begini saja, anda pasti tau bahwa banyak sekali anak-anak yang jelek nilai sekolahnya atau tidak baik di sekolah tapi besarnya bisa sukses, sedangkan anak anak yang sukses di sekolah, saya tidak mengatakan bahwa mereka tidak bisa sukses, tapi banyak yang akhirnya kerja menjadi pegawai biasa, kenapa hal itu bisa terjadi? Karna masa depan tidak ditentukan oleh sekolah, kalau anda lihat bahwa, apa sih yang ingin dibentuk oleh sekolah? 

Menurut saya hanya satu, sekolah ingin membentuk anak-anaknya untuk menjadi guru, yaaah. Jadi guru matematika, ingin membuat anak-anaknya menjadi guru matematika, guru sejarah ingin membuat anak-anaknya belajar  menjadi guru sejarah, begitu juga dengan guru-guru lainnya.

Anehnya, kalau kita ambil seorang guru, misalkan guru matematika, lalu kita memberikan dia tes tentang Geografi, saya berani yakin, bahwa guru matematika tersebut tidak bisa menguasai geografi. Atau guru Kimia, kita tes seni rupa, saya yakin Guru kimia tersebut tidak bisa melakukan tes seni rupa atau nilainya jelek. Atau guru seni rupa kita tes olahraga, pasti dia juga tidak bisa olahraga dengan nilai baik.

Lalu mengapa kalau guru-guru tersebut tidak bisa melakukan hal yang lain dengan baik, tapi murid-muridnya dipaksakan untuk mendapatkan semua nilainya baik? Anehkan? Kalau gurunya saja hanya menguasai satu mata pelajaran, mengapa semua murid harus menguasai semua mata pelajaran? Yaaa mungkin untuk dasar katanya, tapi toh ternyata setelah dewasa sang gurupun sadar bahwa dia tidak menggunakan atau memerlukan semua ilmu pelajaran yang diberikan pada saat dia kecil. Ya, tidak? 
Karna pada dasarnya tidak ada manusia yang bisa sempurna dalam segala hal, begitu juga dengan murid-murid. Murid-murid tidak akan bisa menguasai segala hal dengan baik, dan banyak sekali pelajaran-pelajaran yang diberikan tidak akan digunakan ketika anda dewasa contohnya begini, mempelajari peta buta, saya sampai sekarang tidak tahu mengapa saya harus mempelajari peta buta ketika saya kecil, saya tidak menjadi ahli Geografi, saya tidak menjadi tour guide, saya tidak menjadi itu. Lalu buat apa saya dulu belajar itu? Kalau saya ingin menjadi tour guide atau saya ingin menjadi seorang ahli geografi, mungkin saya harus mempelajari hal tersebut. Atau menghafalkan nama-nama Gubernur, menghafalkan nama-nama Walikota, sedangkan Walikota atau Gubernur berganti setiap beberapa tahun sekali. Jadi sangat amat tidak masuk akal, menurut saya, saya tidak tahu pelajaran sekarang masih atau tidak menghafal nama-nama tersebut.

Dulu pada saat saya sekolah, guru akuntan saya mengatakan pada saya, karena nilai akuntan saya jelek. Kalau nilai akuntan kamu jelek Ded, kamu tidak akan jadi orang sukses, oh ya? Ternyata saya bisa sukses, dan saya bisa membayar seorang akuntan untuk bekerja pada saya. Itu adalah fakta.

Sekarang begini sajalah, apa sih yang harus dirubah? Sekolahnya? Mungkin sistemnya. Mengapa tidak sejak kecil ketika anak masuk sekolah SD kita lihat dulu, berapa lama, apa yang dia suka, lalu kita bagi kelasnya. Kalau memang anak ini suka matematika, berikan dia pelajaran matematika lebih banyak, Kalau anak ini suka sejarah, berikan dia pelajaran sejarah lebih banyak, jadi seperti orang kuliah tapi sejak kecil. Jadi sejak kecil anak ini sudah di juruskan ke pelajaran yang dia suka. Bukan dijejalkan semua pelajaran yang dia suka atau tidak suka, harus bisa harus hafal. Ada anak-anak dengan rangking satu yang bisa menghafalkan semuanya tapi begitu dia menjadi dewasa pikirannya telah terkotaki, kreatifitasnya telah buntu, otak kanannya tidak akan jalan. Kenapa? Karna yang di pakai hanya otak kiri, menghafal menghafal dan menghafal. Jadi akhirnya bukan pintar bukan cerdik tapi jago menghafal. Menghafal rumus matematika, menghafal sejarah, menghafal peta buta dan sebagainya. Dan biasanya anak-anak seperti itu pelajaran olahraganya dan pelajaran senirupanya pasti jelek, karena otak kananya tidak akan dipakai.

Anak saya sekolah di sekolah internasional, dan sejak kecil sejak sd anak saya sudah diarahkan kepelajaran mana yang lebih suka dan kelasnya lebih banyak. Jadi kelasnya banyak dan anak ini yang datang ke kelas bukan guru yang datang ke kelas untuk mengajar anaknya. Lalu bagaimana mengubah itu semua? Memang susah karna sekolah pasti tidak akan ingin merubah, butuh tahunan untuk mengubah itu. Saya harap suatu saat bisa. 

Tapi sebelum itu bisa, apabila yang membaca tulisan ini adalah orang tua, dengarkan saya baik-baik, apabila yang membaca tulisan ini adalah anak-anak, minta orang tua anda membaca tulisan ini, sebentar saja. 

Kalau seandainya orangtua mendukung apa anaknya suka dalam mata pelajaran mungkin dia akan menjadi orang yang akan berhasil kedepannya, bagaimana caranya? Begini, pelajaran matematika merah, pelajaran senirupa bagus, kenapa yang harus diles-in dirumah pelajaran matematika? Kenapa memanggil guru matematika untuk memberi les tambahan matematika? Tidak perlukan? kenapa tidak diles-in sesuatu yang memang anak itu suka? Kalau saya, nilai matematikanya jelek senirupanya bagus, saya akan les-in dia senirupa, supaya bakatnya dikembangkan sejak kecil, bukan memaksakan hal yang memang dia tidak suka. Kalau senirupanya jelek sejarahnya bagus, biarkan senirupanya jelek, pelajaran sejarahnya dibantu orangtuanya dirumah, dikembangkan. Memang ada pelajaran-pelajaran yang kalau jelek atau merah anda tidak naik kelas, nah kalau pelajaran seperti itu, dibantu agar supaya dapat nilai dengan nilai secukupnya! tidak perlu sembilan, tidak perlu sepuluh

Ingat! nilai pelajaran anda tidak menentukan masa depan anda! Nilai UAS tidak menentukan masa depan anda! Anda rangking satu dikelas, bukan berarti anda berhasil seorang menjadi manusia kelak ketika anda dewasa. Sama sekali tidak berhubungan, “menurut saya”.  Kuncinya adalah orangtua disini, orangtua harus mendukung apa yang anak suka, kalau ada pelajaran yang jelek ada pelajaran yang baik, dukung pelajaran yang baik. Jangan memaksakan anaknya untuk mempelajari pelajaran yang jelek sampai dia bagus sampai dia nilainya 9 atau 10. Tidak penting. Tidak perlu takut untuk mendapatkan nilai jelek, tidak perlu takut untuk tidak naik kelas, tidak naik kelas bukan berarti masa depan anda hancur, ada loh anak yang bunuh diri hanya karna dia tidak naik kelas. Itu yang hancur masa depanya. Saya pernah tidak naik kelas, masalah? Tidak sama sekali. Orangtua saya marah pada saya? Tidak sama sekali pada saat itu, kebetulan orangtua saya mungkin berpikiran luarbiasa dan modern dan tidak semua orangtua bisa seperti itu. Tapi itu yang saya harapkan dari orangtua sekarang yang ada di Indonesia, memberikan dukungan pada anak-anaknya, tidak memarahi ketika dia pelajaranya jelek, tidak menghakimi ketika tidak semua pelajaran anak itu menjadi semua baik, kita harus mengerti dan mendukung apa yang anak itu suka 

Ingat sekali lagi bahwa masa depan anak tidak tergantung dari pintar tidaknya dia di sekolah, masa depan anak tidak tergantung dari dia naik kelas atau tidak naik kelas, masa depan anda juga tidak tergantung dari nilai raport anda. Masa depan anda sebenarnya tergantung dari  cara anda bersosialisasi dan menambah pengetahuan setiap harinya yang bisa didapat darimana-mana. Dari internet, dari buku, dari majalah, dari cerita, dari pengalaman orang yang anda suka. Saya punya teman yang kecilnya pelajarannya jelek karna dia suka main game dan sekarang dia sekarang memiliki toko game terbesar di Indonesia, kaya raya. Masa depan anda tidak tergantung dengan nilai sekolah anda, masa depan anda ada ditangan anda. Jangan takut untuk mendapatkan merah di sekolah karna kadang merah artinya sukses untuk masa depan.





Sabtu, 31 Mei 2014

kisah putri Lia di Gunung Merbabu.



Yah begitu njengkelin indah dan begitu nggemesin senang anda mengunjungi blog ini, sebelumnya beri selamat dulu buat diri anda Tuan dan Nona... hehe *selamat (julurin tangan)

Kali ini saya akan mengilustrasikan menceritakan atau bisa di sebut deskripsi. Mungkin sebelumnya saya telah menulis beberapa antologi yang isi atau gagasannya adalah untuk memberi pesan moral bagi sidang pembaca sekalian. Yaaap kala itu kalau tak salah judulnya “Kita dan Orangtua” yang isinya balasan kita terhadap orangtua dari tahun ke tahun.

akan tetapi kali ini cerita akan saya buat beda tuan/nona ;) ada kayak romantis gitulah, tapi enggak juga sih...


sebelumnya supaya berkah mari baca basmallah terlebih dahulu biar saat membaca pacar eh setan tak ada yang ganggu dan lancar pastinya. Untuk yang non-islam saya silakan juga membaca doa menurut kepercayaan masing-masing ...

Setelah baca bismillah di lanjut saja al fatihah 100 kali kemudian al ikhlas 100 kali...teruss  enggak nding...heheh
tapi kalau iya juga nggakpapa, sekalian selain membaca blog kita bisa menambah pahala.


Jadi gini, gaes......
kala itu saya berjumpa seorang gadis sebut saja Lia namanya, eh iya gakpapa *cerita meen .... ia adalah temen temen temen saya. Gimana paham kan? Saat itu kami berjumpa bertatap muka *cieee haha. Bertemu di tempat paling indah sejuk aman, yaak masjid Nurul Huda, (Nurul temen saya Huda juga temen saya) gak jadi ganti masjid al kautsar aja. Singkat cerita saya kenalan sama dia *ehemmb ..... saya mengobrol, berbincang, bercanda, berkelahi eh enggak !! saat itu emmb. Blaa blaa bla....oke oke oke saya ngalah saya akan jujur saya itu hanya anak kecil, anak kecil yang terperangkap di dalam tubuh orang dewasa, makanya begini,,saya selalu gagap, takut, cemas saat saya berhadapan lawan jenis. Apalagi ngobrol melihat aja takut, *melihat dari deket.

karna ini cerita saya akan lanjutkan ceritanya...
singkat cerita saya mengajak dia untuk mendaki yaah semacam naik gunung gitulah untuk ngisi waktu luang, ....
karna dia belum pernah naik gunung dia ngomong “enggak ah saya takut, nanti saya kenapa-napa” dengan muka mrengut nan menggemaskan. Cuit cuuuitt. Piwiiit wkwkw

enggak mbak, saya itu laki-laki tanggungjawab kok, selain itu saya menjamin keselamatanmu” jawab saya dengan PD dan meyakinkannya.

karena muka saya polos dan kalem, *muka penuh kepercayaan*... akhirnya dia mau.

baik, kapan mas?” dia menjawab dengan sedikit ragu-ragu. “besok sabtu” jawabku dengan cepat dan spontan. Mungkin kalau di km/jam kecepatanmenjawab tadi mencapai 1000km/jam. Atau kalau di misalkan kedipan mata seorang laki-laki yang sedang menggoda cewek lewat, nah itu mungkin jauh lebih cepat.


nah kala itu embun pagi masih belum kering, mengumpul pada ujung ujung daun. Saya sempatkan salat subuh dulu. (dibaik-baikin aja yaa hehe)

lanjut Saya bergegas untuk menjemput perempuan itu, Lia kan tadi namanya ?. Oke saya tiba dirumah siapa tadi ? Lia kan? Iya sampai disana pukul 5 pagi, dan langsung di sediakan seember secangkir kopi hangat sehangat cahya mentari pukul setengah tujuh pagi. Hingga tetes terakhir saya menghabiskan kopi buatan ibunya, enggak ah buatan mbak Lia aja. J eheemb.

mari dinda kita berangkat” saya mengajaknya. “heleeh” keluh mbak Lia manja.

Lanjut cerita kami berangkat ke gunung Merbabu, dan sampai di basecamp pukul  7 pagi. Saya menitipkan motor di basecamp itu, dan pendakian dimulai. Sebelumnya berdoa dulu kok saya. Biar selamat..

lanjut cerita,,,
 saya memegang tangannya supaya enggak ketiup angin eh diambil orang eh ya gak mungkin, lalu perlahan saya jalan dan mendaki. Five six seven eight,,,tuk wa ga pat ma...dan selanjutnya saya melangkah demi langkah perlahan bak bagaikan pengantin,,, dalam tengah perjalanan mbak Lia meminta beristirahat, nampaknya dia kelelahan. Saya ulungkan sebotol air mineral untuk dia. Setelah selesai kami lanjutkan perjalanan... kali ini saya tidak menggandengnya.. saya beri dia keluasan kebebasan, agar mandiri...


“aduuuh...aduuh kakiku” jeritannya memecahkan keheningan dalam perjalanan. tak beberapa detik pun ada suara yang persis sama “aduuuh...aduuh kakiku”. mbak Lia nampak bingung karena disana cuma ada dia dan saya. “hey,,,siapa kau?” mbak Lia mencoba menanggapi suara tadi. Lagi suara itu muncul setelah beberapa detik. “hey,,,siapa kau?” paras mbak Lia memucat dan ketakutan. Saya lalu mencoba mendekatinya, kemudian menyeka  air yang nampak menetes di pipinya. Mungkin karena dia kesakitan, kakinya tersandung akar saat mendaki tadi.

“heey kok nangis?”. Dengan lirih Saya menanyainya.
sakit mas,..apa yang terjadi ? siapa tadi itu yang menirukan suara saya?”. Jawab mbak Lia lirih juga.

dengan penuh kearifan saya hanya bisa tersenyum,,,
kok ketawa?”. Mbak Lia menanyai saya agak jengkel (dengan nada yang rendah).

“baik perempuan... saya akan jelaskan...”. saya mencoba menengkan hatinya.
“nonaa...saya kagum padamu” saya berbicara dengan agak keras. Dari kejauhan menjawab persis “nonaa...saya kagum padamu”. Sekali lagi saya berteriak “kamu sungguh luar biasa” suara itu menjawab “kamu sungguh luar biasa”..

mbak Lia keheranan, dan berusaha memeluk saya seakan takut. Meski demikian dia tetap belum mengerti.

lalu saya menjelaskan “suara itu adalah gema....namun sesungguhnya itulah kehidupan, kehidupan memberi umpan balik atas semua ucapan dan tindakanmu...dengan kata lain kehidupan kita adalah pantulan atau bayangan atas tindakan kita. Bila kamu ingin lebih banyak mendapatkan cinta di dunia ini, mendapatkan cinta di hatimu,,,bila kamu menginginkan tim kerjamu memiliki kemampuan tinggi ya tingkatkan kemampuan itu. Hidup akan memberikan kembali atas sesuatu yang engkau berikan kepadanya...ingat!! hidup bukan sebuah kebetulan, tetapi sebuah bayangan dirimu nona.” Saya mencoba memberikan dia sesuatu...

“peganglah,,,pengang tanganku” saya mencoba memberinya bantuan. Kami pun berlanjut mendaki, sepanjang perjalanan dia hanya senyum-senyum manis. Dan akhirnya sampai puncak,,,

dan singkat cerita kami turun dari puncak, hingga pada akhirnya kita benar-benar tersadar bahwa kita saling jatuh cinta dan kita pernah mencintai begitu dalam, meski tahu hanya berbalas pengabaian. hingga akhirnya sama-sama belajar untuk mencintai, mungkin kebersamaan kita adalah kebahagiaan yang tuhan tangguhkan atas doa-doa kebaikan yang dulunya aku dan kau panjatkan. Dan bla bla bla ...........




KETERANGAN:
*ssst*  ...... CERITA DI ATAS MERUPAKAN FIKTIF BELAKA, TIDAK ADA CERITA MURNI ATAU NYATA, CERITA YG KAMI ARANG ARANG TAK KARUAN UNTUK MENGISI WAKTU LUANG...SEDIKIT FAEDAH YG BISA DIAMBIL, BAHKAN NDAK ADA JUGA SIH... UDAH DULU YAAA *daaaaaa daaaaaaaaaaaaaaa :*






Makna yang di ambil apa gaess?

seorang laki-laki itu sepatutnya menjaga perempuan, baik hati maupun perasaan
mencoba melindungi wanita dari bahaya.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita. Oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (QS. An Nisaa’ : 34)








Gambar saya ketika lulus SMK muncak merbabu tanpa ditemani seorang perempuan.


assalamu’alaikum.



Jumat, 02 Mei 2014

Peristiwa penyelamatan SANDERA wanita, yang tak ku lupakan.



Terimakasih saya ucapkan kepada saudara/i yang telah mampir ke blog saya. Mungkin ini kali pertama anda membaca blog saya atau bahkan ada diantara anda pernah membaca blog saya sebelumnya.

Baik...terimakasih lagi saya ucapkan kepada tuan dan nona dengan minat anda membaca pada kalimat berikutnya.

Oke ini adalah cerita saya yang tak pernah saya lupakan...

Sebelumnya mungkin tuan/nona sudah mengenal saya, atau mungkin ada yang belum mengenal saya, perkenankan saya untuk memperkenalkan diri saya.. saya ialah Siswa SMKN 2 Yogyakarta kelas 12, yang saat ini baru menunggu kelulusan sekolah pada tanggal 20 Mei 2014. Saya mengambil jurusan Teknik Survey dan Pemetaan. Anda boleh memanggil saya Mas Didiek.

Mungkin itu sudah cukup untuk perkenalan saya,,

Baik saya akan memulai cerita ini...

Burung masih enggan membuka kelopak matanya, embun di tepian masih lancar menjatuhkan tedahan airnya. Petang temaram memintal sunyi pelan-pelan. Saat itu juga mentari masih dalam persembunyiannya.

Yaaah, saat itu masih pukul empat pagi... hari itu seperti tak seperti biasa dari yang biasanya. Yaitu saya sangat jarang untuk mengecek ponsel saya ketika saya bangun tidur, hampir tidak pernah sama sekali.
Mata masih sulit dibuka lebar-lebar, saya paksakan untuk melihat ponsel saya. Ternyata ada sebuah email masuk. Akupun langsung membukanya tanpa pikir panjang, toh mungkin dari teman saya...
Ternyata setelah saya membuka email itu, pengirim email itu ialah Bapak Suhardi ST, seorang guru dari sekolah saya. Sayapun lebih serius untuk membaca email itu, karena ini sangat jarang bahkan belum pernah saya menerima email dari seorang guru, apalagi guru produktif yang ada di sekolah saya. Dan ini saya lihatkan isi dari email itu...




Assalamualaikum wr. Wb

Untuk muridku,
Bagaimana kabarnya mas Didiek Hermansyah, semoga baik-baik saja. Begini mas, bapak ingin langsung menuju ke benang merah saja, semoga mas Didiek bisa langsung mengerti apa yang saya maksud dari tulisan ini, sebelumnya lagi semoga ananda memiliki waktu luang untuk 4/5 hari kedepan, mulai hari ini juga. Mungkin ananda masih bingung juga saya meminta waktu buat mas Didik. Kalu begitu alangkah lebih baik bapak akan mengirim data ini untuk kamu cari  (0430922,296 ; 9140756,838 ). 

Ingat mas Waktu sangat mepet. Lebih cepat akan lebih baik.

Atas perhatian ananda saya ucapkan banyak terimakasih.
Wassalamualaikum wr. Wb.




Dan kalian juga pasti merasakan, apa yang anda lakukan dan rasakan setelah membaca email itu, yaaak Mata saya masih enggan untuk memulihkan ke seperti semula, bahkan malah lebih melebar setelah membaca tulisan itu, dan bahkan jantung seakan menunjukkan kinerjanya yang sesungguhnya, tapi dengan yang sangat luar biasa yaak sangat luar biasa. saya pun langsung ambil air wudhu dan sholat subuh waktu itu... dan kemudian saya membalas email itu yang isinya saya sanggup datang hari itu juga.

Setelah selesai saya bergegas untuk merapikan lagi sarang tidurku, dan langsung bergegas mandi kemudian pergi mencari letak guru saya berada.
Data yang di maksud dari tulisan di email itu merupakan koordinat dari suatu tempat, mungkin itu suatu tugas merupakan rahasia, mana mungkin suatu tempat di sebutkan namanya. Saya pun kemudian mengaktifkan aplikasi GPS yang ada di ponsel saya. 

Setelah saya masukkan data itu, ternyata letaknya tidak begitu jauh hanya sekitar 32 km. Dan saya hanya menggunakan motor untuk pergi ke tempat itu. Waktu itu saya berangkat pukul 8:00 setelah 2,5 jam mencari saya tiba di salah satu tempat asrama. Kemudian saya menentukan letak sesungguhnya dengan arah kompas, dan letaknya ternyata hanya di depan saya... sebuah bangunan dengan gaya modern dan begitu mewah. Saya beranikan untuk mendekat dan memastikan kalau letak koordinat iru benar di rumah itu. Setelah memastikan ternyata benar disitulah letak yang di maksud guru saya tadi.

Kumasukkan motor melalui gerbang kecil bewarna hijau. Dengan keadaan sendiri dan gugup saya beranikan untuk mendekat pintu yang terlihat besar dan kokoh itu. Belum sempat saya mengetuk pintu, ternyata si empu rumah sudah mengetahui kalau saya akan bertamu. Tinggi sekitar 180 cm, kulit coklat kehitaman, berpakaian ketat, dan memakai celana panjang bercorak hitam kuning hijau, nampaknya seorang anggota TNI, itulah yang membukakan pintu untuk saya. 
“apa anda Didiek Hermansyah?” dengan suara besar dia menanyai saya. Saya hanya bisa mengangguk. Lalu Dia menyuruh saya masuk kerumah itu, dan dibawalah saya ke dalam ruangan tengah dari rumah itu.
Ternyata di situ sudah ada bapak Suhardi ST (guru saya) dan tiga orang disampingnya dengan baju bercorak pula dengan embel embel pangkat bintang dua buah. Kalau dalam per-TNI an disebut Perwira Tinggi Laksamana Muda. Karena pangkat sudah bintang bukan lagi garis maupun bintara.
“Duduk mas, jangan takut” bapak suhardi menyuruh saya. 

Didepan saya terdapat sebuah laptop, buku, peta, dan mesin kotak entah alat apa itu. 

Setelah saya cukup tenang saya beranikan untuk bicara... “untuk apa bapak memanggil saya? Apa yang bisa saya bantu pak, kok tumben ditempat ini, tidak disekolah saja” suara saya yang seakan menghilang.  

“Baik dik, begini langsung saja bapak mau bicara sesuatu ke kamu mengenai sebuah tugas, yang mungkin tugas ini bukan dari tugas sekolah, ini tugas merupakan dari intelijen khusus dari negara” kata pak Hardi

mendengar perkataan itu saya langsung kaget, bagaimana tidak saya yang saat itu masih kelas 11 memiliki tugas dari negara, bahkan itu menurut saya hanya keisengan dari guru saya.  

“saya tau anda masih kelas 11, tetapi saya tau kalau anda memiliki bakat dalam bidang internet dan ilmu tentang Oseanografi (perairan laut)” bapak Suhardi melanjutkan permbicaraan ini. 

“baik Pak, apa yang bisa saya lakukan dengan tugas ini? Dan tentang apa tugas ini?” saya menjawabnya.  

“tugas ini sangat sulit mas, bahkan harus melibatkan tim khusus dari TNI Angkatan Laut,karena sulitnya mengatasi masalah ini. maka dari itu, tugas ini sangat penting dan rahasia..karena ini menyangkut dengan anak dari Bapak Sri Sultan” seakan jantung mau copot, ternyata tugas sangat serius.  

“ saya harus bagaimana dengan anak dari bapak Sri Sultan? Saya menjawabnya.  

“ sudah 5 hari ini anak bapak Sri Sultan disandera di perairan samudra pasifik, samudra terbesar di dunia, dengan luas kira-kira 165.200.000 km2 dan merupakan 46% jumlah dari lapisan air di dunia. Dan penyandraan di duga menggunakan kapal anti radar, maka sulit kami cari menggunakan alat tercanggih sekalipun.” Bapak Suhardi menjelaskan dengan sangat jelas kepada saya. 

Saya semakin menjadi-jadi, bagaimana saya bisa menemukannya kalau pihak tim khusus saja sulit mencarinya.
Sayapun teringat dalam salah satu film dalam bioskop di TV, kalau pencarian ini bisa dilakukan dengan sistem pencarian melalui Pemancar sinyal (transmitter) karena transmitter memiliki bandwidth dengan kapasitas yang besar. 

Selain itu bisa menggunakan Penerima sinyal (receiver) penerima sinyal (receiver) berfungsi sebagai penerima kembali pantulan gelombang elektromagnetik dari sinyal objek yang tertangkap oleh radar melalui reflektor antena. 
Pada umumnya, receiver memiliki kemampuan untuk menyaring sinyal yang diterimanya agar sesuai dengan pendeteksian yang diinginkan. Hal ini karena para sandera sering menggunakan alat komunikasi untuk melakukan dalam berbagai misinya, oleh karenanya sinyal sangat mudah dideteksi kalau bocor atau si penyandera ceroboh.

Setelah saya di jelaskan mengenai itu, saya pun dipersiapan hanya dalam waktu 12 jam untuk menyiapkan kebutuhan yang di gunakan dalam proses pencarian dan penangkapan sandera itu. Mengingat waktu yang dibutuhkan hanya 5 hari, dan selebihnya si penyandera mengancam akan melakukan sesuatu yg membahayakan. Saya pun langsung di ijinkan pulang segera, dan mempersiapkannya sendiri.

Saya membutuhkan, Waveguide, berfungsi sebagai penghubung antara antena dan transmitter. Duplexer, berfungsi sebagai tempat pertukaran atau peralihan antara antena dan penerima atau pemancar sinyal ketika antena digunakan dalam kedua situati tersebut. Software, merupakan suatu bagian elektronik yang berfungsi mengontrol kerja seluruh perangkat dan antena ketika melakukan tugasnya masing-masing. Dan lainya...



Setelah dirasa cukup keesokan harinya saya di jemput seorang yang kemarin menemui saya di rumah tempat kami bertemu, dengan menggunakan Pajero putih saya menuju pangkalan udara yang ada di Jogja, 


ternyata saya sudah di tunggu dipesawat khusus dari TNI, oleh bapak Suhardi, dan 15 orang laki-laki bertubuh kekar dengan berkalung senjata super lengkap, tak lupa 10 boks warna hitam di dekatnya, sedangkan saya hanya membawa ransel hitam dan keberanian semata. 

25 menit kemudian kami lepas landas, meninggalkan Jogja untuk melakukan tugas ini. 

Menunduk lesu di seberang tempat duduk dari saya terlihat raut muka bapak Suhardi, sedangkan muka penuh cemas untuk 15 laki-laki yang ada disamping saya. Karena suasana begitu hening, saya memulai bicara, agar suasana tak tegang. “apa isi dari kotak hitam itu pak hardi?” tanyaku kepada pak suhardi, guruku.  

“senjata dan dinamit mas” salah satu dari 15 pria itu mencela dan menjawab pertanyaan saya tadi. Saya tercengang. 

Didalam pesawat kemudian saya dan salah seorang pria TNI tadi merakit barang yg saya siapkan tadi, beserta buku tutorial yang saya dapat dari internet, saya merangkainya setelah 30 menit saya berhasil merampungkannya, dan berhasil mendapat sinyal mencurigakan, karena ip-nya hilang ada hilang ada. 
Saya gunakan software lain untuk memperjelas letak datangya sinyal itu, ternyata tidak jauh lagi hanya 12 mil dari pesawat kami. 

Singkat cerita keberadaan kami tidak diketahui oleh para penyandera itu karena tim TNI sangat lihai dalam penyusupan sebuah kapal sangat besar yang ada ditengah laut. Dan TNI berhasil menyusup ke kapal itu, sempat terdengar 3 sampai 4 kali tembakan dari tempat kami sembunyi di sudut kapal. 

Saya diajak masuk oleh salah satu anggota khusus TNI itu, sedangkan pak Hardi dan 2 anggota lainnya berjaga di pesawat. Terjadi aksi saling tembak saat saya ingin menyelinap ke jantung kapal. Akhirnya saya berhasil masuk melalui cerobong, saya sempat mendapati sandera (putri bpk Sri Sultan) dalam penjagaan super ketat saya sama sekali tidak berani melakukan perlawanan walaupun saya memegang senjata tercanggih sekalipun, dentuman sangat keras bom satu pun terdengar, saat itu juga salah satu bangkai TNI pun saya melihatnya. Saya semakin khawatir apakah tugas ini akan berhasil,...

Kekhawatiran saya semakin tak terduga, anggota TNI hanya menyisakan 8 orang berarti sudah 7 nyawa sudah hilang. 

Tanpa pikir panjang saya mengaktifkan bom terbesar yang sempat saya bawa, saya bergerak maju dan penyandera mengetahuinya, mereka tau sanya membawa bom yang bisa meledakkan seluruh isi dari kapal itu, dia dan saya pun cemas, suasana semakin tegang ketika waktu mundur dari bom itu hanya 20 detik, saya mengancam apabila sandera tidak diberikan bom tidak akan saya matikan !!!,,,20, 19, 18.... waktu semakin mepet mereka belum mau menjawabnya.. hingga waktu tinggal 15 detik.....saya berlari kencang menuju putri dari bapak Sri Sultan, saya memeluknya, dan saya sempat mendapat tembakan yang mengenai lengan saya,, para TNI melakukan perlawanan...dan saya lihat bom yang saya kalungkan dibadan saya tinggal 10 detik...

LARI !!!! TNI MENYURUHKU...  

LARIII LARII DAN LARIII SEKUAT TENAGA SAYA BERLARI,,,TEMBAKAN DAN TEMBAKAN MENGARAH KESAYA DAN PUTRI. 

Teriakan ku dan TNI memberi semangat...saya menuju keluar dengan sisa waktu 3 detik...dan WAKTU ITU JUGA SAYA MELOMPAT KE LAUT... DANNNN.........




Leeee kowe ki sekolah ora?... gek tangi iki wes awan !!!! *versi jawa
Leeeee kamu ki mau sekolah tidak?... cepat bangun sudah siang.!!!! *versi Indonesia

Ibuk membentak saya, dan saya langsung pergi mandi....


Minggu, 09 Februari 2014

Kita dan Orangtua

Ini bukan elegi atau sajak yang menggambarkan kesedihan, ini juga bukan prosa atau kalimat-kalimat berirama tapi ini adalah romance puisi yang menggambarkan tentang CINTA sekali lagi CINTA.
 

Sebelumnya saya mau berbagi cerita, tentang masalalu saya tuan/nona. Apa salahnya kita mengakui/menceritakan cerita kita sendiri ke khalayak umum..right?

"Be true to yourself, love yourself, make your own dreams and the people who truly mean the most, will alway's be there."
(Jadilah orang yang jujur pada diri sendiri, mencintai diri sendiri, buat mimpi kamu dan orang-orang yang mempunyai arti besar akan selalu bersamamu)


Ok! Saya dilahirkan dikeluarga sederhana (menurut saya). Saya dilahirkan di Bantul 18 tahun yang lalu. Sejak saya lahir dan berusia kira-kira beberapa bulan saya diasuh oleh budhe (mbokdhe *jawa*) bukan orang tua saya, karena orang tua bekerja di kota waktu itu. Setelah usia saya kira-kira 5 tahun saya berpindah asuh yaitu ke nenek saya dan kakek saya. Hingga saya masuk dibangku sekolah untuk yang pertama kalinya. 

di desa, ketenangan bangun lebih pagi dari rezeki yang dipatuk ayam. melenggang bebas menebar senyum....


                                                    
                                                                Bidadari 1


Makan, mandi, merawat, dilakukan nenek saya dengan penuh tulus kasihnya. Hingga saya mulai berseragam merah dan putih, seragam SD. Waktu itu saya cukup bahagia, karena saya bisa berkumpul seatap bersama orangtua dan kakak saya di kota, walaupun hanya 2 tahun lamanya.

di kota, kecemasan lalu lalang dengan tergesa. mencari kebahagiaan-kebahagiaan yang didamba. tapi tiada jua. menyisa sepi, pada akhirnya dan biar kutitip rindu pada semesta. lewat baris sajak sebagai bait doa sederhana. sebab aku tak pandai berkata banyak.

Di hati mana saja singgah. cinta menginginkan rebah pada kepastian terarah. Lagi-lagi saya harus kembali seatap rumah dengan nenek saya. Bermain, belajar, makan, berbaur dengan masyarakat saya lakukan sendiri dengan sebisaku, walaupun itu bagi kalian adalah hal pelik. Singkat cerita saya tidak serumah dengan orangtua hingga saya kelas 1 SMK. 

Dan maklum kalau saya dulu bukan menjadi sosok anak yang tidak baik menurut saya. Merokok, bermain hingga tengah malam, mencuri buah-buah tetangga dll. Sekarang anda baru mengerti, ternyata ada sebagian seseorang memiliki sepetak sisi gelap di dalam dirinya, tak ada yang bisa meneranginya... tak ada yang bisa menarik dia keluar, bahkan dirinya. Tapi Inshaa Allah dengan tulus qalbuku, sekarang saya akan berusaha sebisaku untuk menjadi sebaik-baiknya seorang anak.

Baik sekarang ijinkan saya bercerita mengenai kehidupan yang mungkin terjadi bahkan sudah terjadi kepada kita. Silakan tuan/nona cari tempat yang sepi, tempat aram-temaram. Dan mungkin anda butuh sapu tangan sebagai penyeka air mata yang keluar saat pikiran anda otomatis mengulang kenangan.


Baik sebelum melanjutkan membaca, ada beberapa syarat sebelum tuan/nona membaca. yaitu bacalah dengan pelan, lirih, dan penuh perenungan....baik saya ucapkan banyak terimakasih bila anda mematuhi peraturan tersebut. selamat membaca :D

Sekarang coba bayangkan 

Saat kita berusia satu tahun orangtua memandikan dan merawat kita, sebagai balasannya kita malah menangis ditengah malam, tanpa henti bahkan membuat orangtua kita kelelahan.

Saat kita berusia dua tahun orangtua mengajak kita berjalan sebagai balasannya kita malah kabur saat orangtua memanggil kita.

Saat kita berusia tiga tahun orangtua memasakan makanan kesukaan kita sebagai balasannya kita malah menumpahkannya.

Saat kita berusia empat tahun orangtua memberikan kita pensil bewarna sebagai balasannya kita malah mencoret-coret dinding dengan pensil berikut.

Saat kita berusia lima tahun orangtua membelikan kita baju yang bagus-bagus sebagai balasan kita malah mengotorinya dengan bermain main.


Saat kita berusia 10  tahun orangtua membayar uang-uang sekolah dan uang SPP kita sebagai balasan kita malah malas-malasan bahkan bolos di sekolah.

Saat kita berusia 11 tahun orangtua mengantar kita kemana-mana sebagai balasan kita malah tidak mengucapkan salam ketika keluar rumah.

Saat kita berusia 12  tahun, orangtua mengizinkan kita bermain keluar rumah bersama teman-teman kita, sebagai balasan kita malah membiarkan orangtua duduk dengan sabar menunggu kita berpisah dengan kita bersama teman-teman kita.

Saat kita berusia 13 tahun orangtua membayar biaya kemah, biaya pramuka dan biaya liburan kita, sebagai balasan kita malah tidak memberinya kabar ketika kita berada diluar rumah.

Saat kita berusia 14 tahun orangtua berangkat kerja dan ingiiin memeluk kita, sebagai balasan kita malah menolak dan mengeluh Papah Mamah, aku sudah besar

Saat kita berusia 17 tahun orangtua sedang menunggu telepon penting sementara kita malah asik menelpon teman-teman atau bahkan dengan pacar kita yang sama sekali tidak penting.


Maaf tuan/nona saya potong dulu kelanjutannya, saya mau tanya... berapa kali anda bertemu dengan pacar anda/teman anda? Berapa kali anda membelikan kado spesial kepada pacar/teman anda? Berapa kali anda mengantarkan teman anda atau pacar anda ke suatu tempat hingga anda rela kehujanan, kepanasan demi teman/pacar anda? Lantas saat orangtua kita ulang tahun berapa kado termahal terindah yg sudah anda berikan? Anda pernah mengantar orangtua sekedar berbelanja kepasar? Berapa ribu alasan yang pernah anda ucapkan saat orangtua menyuruh kita melakukan sesuatu?
Baik ijinkan saya menepuk bahu anda, dan berkata “nona/tuan cara/langkah kita yang terbaik adalah mari kita berdoa, bersujud dalam sepertiga malam, melantunkan nama orangtua dalam sajak doa kita, berusaha berbakti kepada orangtua kita. 

Baik saya lanjutkan....
Saat kita berusia 18 tahun orangtua menangis terharu ketika kita lulus SMK, sebagai balasan kita malah berpesta tak karuan. 
                                


Saat kita berusia 19  tahun orangtua membayar biaya kuliah dan mengantar kita ke kampus, sebagai balasan kita malah meminta mereka berhenti jauh-jauh dari gerbang kampus dan menghardik “ papa mama, aku malu...aku kan sudah besar

Saat kita berusia 22 tahun orangtua memeluk kita dengan haru ketika kita di wisuda sebagai balasan kita malah bertanya kepada mereka “ papa mama, mana hadiahnya? Katanya mau membelikan aku ini dan itu”

Saat kita berusia 23 tahun orangtua membelikan kita sebuah barang yang kita idam-idamkan sebagai balasan kita malah mencela “ duuh, kalau kau beli apa-apa bilang dong, aku kan tidak suka model begini

Saat kita berusia 25 tahun orangtua membantu membiayai biaya pernikahan kita sebagai balasan kita malah pindah keluar kota dan mengunjungi mereka sekali dalam setahun.

Saat kita berusia 30 tahun orangtua memberitahu kepada kita bagaimana cara merawat bayi sebagai balasan kita malah berkendakpapa mama zaman sekarang sudah beda, gak perlu lagi cara-cara seperti dulu".

Saat kita berusia 40 tahun orangtua sakit-sakitan dan membutuhkan perawatan sebagai balasan kita malah beralasanpapa mama aku sudah berkeluarga, aku punya tanggung jawab terhadap keluargaku” 



Dan entah kata-kata apa lagi yang akan kita ucapkan kepada orangtua, bukan mustahil itulah yang menyumbat rezeki dan kebahagiaan kita selama ini. Maafkanlah aku Ayah Ibuku, yang belum berhasil melukis senyum untukmu... 

Terimakasih......
- IphhoRight -


Seorang anak, meskipun telah berkeluarga, tetap wajib berbakti kepada kedua orang tuanya. Kewajiban ini tidaklah gugur bila seseorang telah berkeluarga. Namun sangat disayangkan, betapa banyak orang yang sudah berkeluarga lalu mereka meninggalkan kewajiban ini.

Jalan yang haq dalam menggapai ridha Allah ‘Azza wa Jalla melalui orang tua adalah birrul walidain. Birrul walidain (berbakti kepada kedua orang tua) merupakan salah satu masalah penting dalam Islam. Di dalam Al-Qur’an, setelah memerintahkan manusia untuk bertauhid, Allah ‘Azza wa Jalla memerintahkan untuk berbakti kepada orang tuanya.

Seperti tersurat dalam surat al-Israa’ ayat 23-24, Allah Ta’ala berfirman:

وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا

“Dan Rabb-mu telah memerintahkan agar kamu jangan beribadah melainkan hanya kepada-Nya dan hendaklah berbuat baik kepada ibu-bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, ‘Ya Rabb-ku, sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.’” [Al-Israa’ : 23-24]



Read more https://almanhaj.or.id/989-menggapai-ridha-allah-dengan-berbakti-kepada-orang-tua.html